Y.A.I Friends!
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Persada Indonesia Y.A.I telah menyelenggarakan Webinar "Menjadi Orang Tua Bijak di Masa Pandemi yang telah dilaksanakan pada Sabtu, 22 Agustus 2020 dan di hadiri oleh 54 guru dari beberapa sekolah dan orang tua.
Materi pertama dibawakan oleh Dra. Tjitjik Hamidah, M.Si., Psikolog Pertanyaan “kapan ya pandemi ini berakhir?” atau “kapan sih bisa kembali beraktivitas seperti biasa tanpa harus khawatir ketika keluar rumah?” mungkin sering terlintas di pikiranmu. Terkadang, hal tersebut dilakukan agar kamu dapat menjaga dirimu tetap bahagia di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini. Kebahagiaan merupakan obat untuk penyakit, termasuk Covid-19 lho. Tetapi dengan adanya rasa cemas yang berlebihan, rasanya sulit ya untuk tetap bahagia di kondisi seperti ini? Tapi, kalau kamu terlalu larut dalam kecemasan, ini bisa mempengaruhi mental kamu dan ujung- ujungnya daya tahan tubuh menurun, sehingga virus pun bisa lebih mudah menyerang tubuhmu. Meski mungkin akan terasa sulit, mari kita jaga diri supaya tetap bahagia. Setidaknya kita bisa mencegah dulu penyakit itu datang dengan rasa positif dalam diri kita. Gimana caranya?
Tetap Bahagia di Tengah Pandemi
1. Luangkan waktu dengan pasangan
2. Jalan jalanlah kebanyak tempat
3. Tidak memikirkan anak secara berlebihan
4. Luangkan waktu dengan sahabat-sahabat lama
5. Terimalah keadaan apa adanya
6. Cari kawan yang seperti cermin. Kita gembira, dia gembira dan sebaliknya.
Materi kedua dibawakan oleh Drs. Achmad Mucharam., M.Si beliau menyampaikan Keterampilan tunggal yang paling kuat untuk memperkuat dan meningkatkan hubungan keluarga adalah komunikasi yang sehat. Kualitas komunikasi orang tua pada akhirnya menentukan keberhasilan pengasuhan mereka dan kebahagiaan anak-anak mereka. Berangkat untuk mengubah budaya komunikasi keluarga Anda membutuhkan waktu dan tidak mudah tetapi akan membawa Anda hasil yang berkelanjutan.
Lima hal penting untuk Kualitas Komunikasi keluarga yang harus dipertimbangkan : keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap pisitif (positiveness), dan kesetaraan (equality).
Materi ketiga dibawakan oleh Tanti Susilarini, M.Si., Psikolog beliau menyampaikan Mayoritas dari kita terutama anak-anak muda tak lagi nongkrong di warung kopi, menjajakan kuliner kaki lima, hangout untuk membuat konten menarik, keliling mal, apalagi traveling. Kegiatan tersebut tidak lagi dapat dilakukan setelah Pemerintah memberlakukan program physical dan social distancing. Semua kegiatan mulai diatur dengan sistem work from home. Alhasil, pandemi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan, melainkan mengubah kebiasaan bersosialisasi yang secara tidak langsung berdampak pada kesehatan mental dan finansial. Namun pandemi Covid 19 tidak boleh menyurutkan tekad kita untuk terus bergerak dan berkarya. Bagi sebagian orang, pembatasan aktivitas justru bisa membuat mereka lebih kreatif dan mengembangkan diri agar kesehatan tubuh dan mental tetap terjaga. Orang-orang yang kreatif adalah orang yang senantiasa memiliki: “daya cipta terhadap segala sesuatu”. Di tangannya sebuah kertas polos yang amat sederhana pun bisa disulap menjadi “sesuatu” yang amat menarik.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan agar kreativitas bisa dilatih :
1. Sering mengamati dan bertanya
2. Memodifikasi rutinitas
3. Banyak membaca, melatih kreativitas
4. Carilah Situasi Konflik
Materi keempat dibawakan oleh Dr. Sondang Silaen, M., P.Psi beliau menyampaikan Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan itu dapat dilaksanakan dimana saja, baik dilingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu sebagai orang tua wajib memberikan pendidikan kepada anaknya. Orang tua dalam kaitannya dengan pendidikan anak adalah sebagai pendidik utama, maka dari itu tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak diantaranya memberikan dorongan atau motivasi baik itu kasih sayang, tanggung jawab moral, tanggung jawab sosial, tanggung jawab atas kesejahteraan anak baik lahir maupun batin, serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Saat seorang anak berada di rumah orang tua akan menjadi tokoh penting dalam kesuksesan perkembangan anak. Lingkungan keluarga akan membentuk karakteristik anak.
Dibawah kami akan uraikan beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai orang tua : 1. Pembiasaan di keluarga 2. Menciptakan lingkungan rumah yang aman - nyaman dan menyenangkan 3. Mencegah dan menanggulangi kekerasan pada anak 4. Persiapan masa akil balig
Materi kelima dibawakan oleh Dr. Anastasia Sri Maryatmi, M.Psi., Psikolog yang mana beliau menyampaikan salah satu dampak psikologis yang timbul di tengah pandemi COVID-19 adalah psikosomatik, yakni suatu gangguan pikiran yang menimbulkan keluhan fisik tanpa memiliki penyakit. Salah satu penyebab psikosomatik akhir-akhir ini ialah karena kecemasan yang dipicu oleh berita-berita terkait COVID-19. Pasalnya, setiap menit kita bisa terpapar berbagai berita mengenai COVID-19, baik melalui berita, media sosial, grup Whatsapp, berita di TV, dan lain sebagainya. Alhasil, pandemi COVID-19 bukan hanya mengancam kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental.
Nah, berikut ini kami bahas cara mengendalikan kecemasan : Cari sumber-sumber yang dapat dipercaya, Jaga kesehatan dengan baik, Tetap terhubung dengan orang-orang tercinta, Istirahat sejenak dari berita, Alihkan perhatian untuk sementara dan Berpikir positif.
Jalankan terus Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak. Dan yang terpenting batasi aktivitas keluar rumah hanya untuk keperluan esensial.
www.yai.ac.id
Y.A.I Campus
(UPI Y.A.I - STIE Y.A.I - AA Y.A.I)
"Ensure Your Career and Bright Future"
#YAICampus #UPIYAI #STIEYAI #AAYAI #KampusStrategis #KampusFavorit #KampusBertarafInternasional #Kuliahdijakarta